KERINCI, JAMBI – Bupati Kerinci, Dr. H. Adirozal, M.Si, memimpin apel siaga karhutla yang dihadiri oleh berbagai pihak terkait, seperti BMKG Depati Parbo, Pos PGA Gunung Kerinci PUPR, Damkar SAT PolPP, TNI POLRI, Bencal Kota, TNKS, KPKPH, PLTA, DISHUB, TRC BPBD Kabupaten/Kota, Apel dilaksanakan di lapangan Kantor BPBD Kabupaten Kerinci Bukit Tengah, pada Selasa 6 Juni 2023.
Bupati Kerinci Dr.H. Adirozal, M.S Mengatakan prakiraan dari Stasiun Meteorologi Depati Parbo Kerinci, musim kemarau diperkirakan dimulai pada Mei dasrian 1 dengan sifat normal, dan diperkirakan berlangsung hingga bulan Oktober 2023. Puncak musim kemarau diperkirakan terjadi pada bulan Juli. Kondisi cuaca ini membutuhkan kewaspadaan terhadap penurunan curah hujan yang dapat menyebabkan munculnya titik panas atau hot spot yang dapat memicu kebakaran hutan dan lahan. Selain itu, juga berpotensi mengurangi ketersediaan air bersih dan mengakibatkan kekeringan pada lahan pertanian.
Dalam menyikapi kondisi tersebut, Bupati Kerinci menyambut baik pelaksanaan apel kesiagaan kebakaran hutan dan lahan sebagai langkah awal dalam menghadapi potensi kejadian tersebut di masa depan. Bupati Kerinci menekankan bahwa kebakaran hutan dan lahan tidak mengenal batasan, baik itu hutan lindung, cagar biosfer, hutan tanaman industri, maupun perkebunan milik masyarakat. Oleh karena itu, kerjasama yang baik antara seluruh stakeholder sangat diperlukan, sejalan dengan semboyan “Bencana Urusan Bersama” yang tercermin dalam logo pentahelix yang melibatkan pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media massa.
Bupati Kerinci juga menyoroti fakta bahwa kebakaran hutan dan lahan umumnya disebabkan oleh ulah manusia. Oleh karena itu, Bupati menginstruksikan kepada camat untuk segera mengumpulkan seluruh kepala desa/lurah guna mensosialisasikan penanganan karhutla dan bekerja sama dengan pemangku kepentingan di tingkat kecamatan, desa, dan kelurahan. Bupati Kerinci berharap masyarakat yang tinggal di sekitar hutan menjadi aktor utama dalam upaya pencegahan karhutla, karena kesadaran masyarakat untuk tidak membakar hutan dan lahan adalah kunci keberhasilan dalam mencegah kebakaran tersebut.
Bupati Kerinci menutup pidatonya dengan meminta seluruh petugas di lapangan, termasuk TNI/POLRI, petugas pemadam kebakaran, tim reaksi cepat penanggulangan bencana, masyarakat, dan seluruh stakeholder terkait lainnya, untuk tetap siaga dan memastikan peralatan siap setiap saat.
Karhutla bukanlah masalah sepele, tetapi merupakan ancaman serius bagi kehidupan kita. Kebakaran hutan dan lahan dapat merusak habitat flora dan fauna yang langka, mengancam keberlanjutan ekosistem, serta mengakibatkan kerugian materiil dan kerugian nyawa manusia, ” Pesan Bupati. (Sony)